Part 2
Aku terbangun di saat alarm ku berbunyi tepat pukul 4.30 aku bergegas mandi, setelah mandi aku kembali kekamar istri ku berkata bahwa riski sebentar lagi sampai untuk menjemput ku, istriku kembali terlelap tidur, tak lama terdengar suara mobil riski menjemput ku dia sudah bersama patner kerja ku pak wawan, kamu pun berangkat ke lokasi kira-kira sekitar 30 menit kami sampai .
Riski bertanya "pak pesanan bapak bagai mana ?" aku langsung menjawab "langsung saja di antarkan kerumah" aku pun meninggalkan riski ke lokasi bersama pak wawan, pak wawan ini partner kerja ku dia berumur 37 tahun seharus nya dia menginap juga di rumah ku bersama istri namun setiba dari bandara dia langsung menuju kemari, aku pun melanjutkan pekerjaan .
Disaat riski menuju kerumah dengan bermaksud mengantarkan belanjaan titipan ku dia mengetuk pintu rumah sekitar jam 7.20 namun tidak ada yang menyahut, ia mencoba membuka pintu, ternyata tak terkunci, lantas dia pun membuka pintu dan masuk dia mulai mengangkat barang-barang belanjaan tadi masuk kerumuah, dan yesi terbangun dia keluar kamar dengan sedikit linglung karna baru terbangun terlihat rambut yang agak berantakan dengan daster yang digunakan tanpa bra, di saat yesi tidur dia enggan mengenakan bra demi kesehatan, "eh riski, udh belanjanya" riski terkejut karna takut menggangunya dia tidur "gk papa saya memang biasa bangun jam segini" dia pun langsung terpana tertuju melihat bagian dada yesi yang menonjol, seperti tau yesi pun langsung menutup dada nya dan berkata "maaf riski saya tinggal ketoilet dulu ya, nanti kalau sudah beres semua jangan pergi dulu ya" "oh iya bu baik" yesi ke toilet dan buang air kecil di dalam pikiran riski ingin mengintip tapi takut ketahuan riskipun hanya terduduk di kursi, yesi masuk kekamar dia mengenakan bra nya dan keluar lagi, terlintas di pikiran riski akan pemandangan nya tadi tapi ternyata dia kecewa saat mlihat yesi yang sudah mengenakan bra "kamu mau ngopi dulu gk ki?" riski "gk usah bu, ngerepotin" yessi "gpp cuma kopi doang kok" riski "iya udah bu gpp, jangan terlalu manis ya bu" yesi "tadi gk mau sekarang banyak permintaan" sambil tertawa, riski "saya cuma minta jangan terlalu manis bu hehe" sambil tersipu malu "eh ki kopi hitamnya kamu mau pakai susu atau tidak" riski dengan sigap menjawab "susu apa bu ?" yesi "susu saya !" riski bingung langsung yesei melanjutkan mengatakan "ya susu kaleng lah ki masa susu saya hihihi" yesi memang kalau sedang bercanda suka ceplas celpos, "kopi saja lah bu" yesi pun membawakan kopi ke riski dengan posisi membungkuk sambil meletakan kopi diatas meja terlihat payudarah yang menggoda birahi riski, yesi kembali menggoda, "yakin gk mau pake susu" malah membuat riski makin bingung oh iya sebelum nya yesi ini semasa kuliah dulu bisa di bilang jika sedang berhasrat dia suka menggoda, tapi hanya sebatas menggoda saja, "aih ibu becanda saja" jawab riski "yee aku serius tadi, kamu gk mau" riski yang masih berumur sekitar 19 tahun dengan polosnya menjawab "ya udah bu, saya mau, sekarang mana susunya" yesi "susu apa ?" riski menjawab "ya susu yang ingin ibu berikan" yesi melirik kedadanya "ini ?" dia pun tertawa diotak riski dia berfikir ibu yesi menggodanya dari pada tersipu malu dia malah nekat "ya udh bu sini susunya" kini yesi yang jadi malu dia mengalihkan perhatian "udah ah saya mau mandi dulu".
Saat ia mandi membawa handuk dari dalam kamar dia menuju toilet riski teringat kalau kamar mandinya tak ada pintunya, saat terdengar guyuran air riski pun nekat perlahan mengintip ketoilet karna posisi toilet kira kira sekitar 5 meter kurang dari pintu belang dan pintunya behadap hadapan dia melihat di balik jendela saat yesi perlahan membuka pakaiannya yesi mandi sambil melihat situasi takut ada yang mengintip dia melihat jendela dapur seperti ada yang bergerak riski pun langsung bersembunyi merangka keruang tamu karna takut ketahuan yesi pun melanjutkan mandinya dan kembali kedalam rumah hanya mengenakan handuk "seger banget air nya ki "kamu gk mandi sekalian ?" riski dengan canggung dan takut ketahun "gk ah bu, gk ada pintunya" yesi "laki aja ngapain malu, aku aja mandi tadi, sana mandi gih" riski "gk ah bu nanti saja saya mandi di kantor" yesi seperti menantang "malu ya adek nya kecil ? Hihihi" wajah riski memerah dan berkata "siapa bilang kecil" menantang balik yesi "terus sebesar apa sih sampe yakin begitu ??" riski "ye masa saya tunjukan rugi lah" yesi menjawab "kenapa harus rugi cuma karna membuktikan" tantang nya balik, oh iya posisi yesi duduk di ruang tamu dan menghada samping jika di lihat dari posisi riski duduk sambil yesi mengeringkan rambut dengan handuk dan riski menelan ludah melihat pemandangan itu "bukan nya rugi bu saya cuma tak enak dengan bapak sebenarnya" lantas yesi kekamar mengambil handpone nya dia menelpon suaminya dia berkata di depan pintu agak keras "sayang aku bole kepasar gk mau timun terong riski" suaminya menjawab "hah maksud" jawab suaminya "eh maksudnya sama riski sayang" dengan suara kecil, "oh yaudah kalo kamu mau sayur sayuran pergi lah" "ya udah sayang love you" yesi pun mematikan telpon nya "tuh boleh sama bapak" membuat riski terpojok "ah gk ah bu", "kamu yakin gk mau susu" sambil memegang dada kanan yesi "kasian tuh itu kamu hihihi, lagian tadi kamu ngintip aku mandi kan ?, bagai mana kalo bapak sampai tau ya ??, yesi seperi mengancam "eh eh bu maaf saya hilaf" riski langsung membuka celana dengan rasa takut dan nafsu, dia membuka celana nya terlihat kelamin nya sudah mengeras, yesi mengajak nya kruang tengah, yesi menyuruh riski "sekarang sebagai hukuman, kamu buat itu lemes lagi" riski menjawab "wah gimana caranya bu ?" yesi "masa gk tau pake tangan lah masa saya yang buat lemas dengan raut wajah seperti merah, padahal didalam hatinya yesi dia senang "baik bu" riski pun mulai mengocok penis nya perlahan lahan membuat yesi berhasrat "lama banget sih selesainya" riski "gak tau nih bu" yesi pun duduk menghadap riski dia menurunkan sedikit handuk yang ia kenakan hingga menggantung di atas puting nya yang menonjolkeras dan terlihat lingakran puting nya "nih aku kasih susu biar cepet" riski pun memper cepat kocokan nya namun masih belum kekuar ahrinya yesi yang hasratnya tak terbendung dia mendekati riski "nih dari dekat masa gk lemes lemes" tangan riskidengan sigap memegang payudarah yesi dan membuat handuk nya turun hingga lepas yesi pun memukul tangan nya "kamu cuma boleh liat, jangan menyentuh" riski agak takut namun dia nekat meremas "bu saya tanggung bu sebalah kiri saja saya pegang" yesi seperti marah "yaudah cepat keluarkan" padahal didalam hatinya dia sudah tak bisa menahan nya lagi, remasan yang di lakukan riski membuat yesi kalangkabut menahan birahi tak lama suara telpon berbunyi yesi pun langsung bangkit dan mengangkat telpon "sayang, aku baru ketemu tukang dia katanya mau perbaiki toilet di ruma, kamu belum pergi kan ?" "oh iya sayang aku masih dirumah, spertinya tak jadi pergi" suaminya menjawab "ya udah sayang" yesi mematikan telfon dan saat ia melihat pintu kamar terlihat riski masih mengocok penis nya dan sudah pindah posisi tempat duduk di posisi yang sejajr dengan pintu kamar yesi lupa iya tidak mengenakan handuk lagi, iya pun langsung kembali di sampeng riski "lama amat sih sini aku yang ngocokin" dengan sigap tangan yesi memegang penis riski langsung mengocok "jangan di tahan dong lama keluarnya" ahirnya kedua tangan yesi memegang penis dan telur riski riski pun meraba paha yesi dan menjalar kedada dan meremas remas nya yesi semakin gila mengocok penis riski namun tak kunjung keluar "gila ini anak lama juga keluarnya" riski seperti memepermainkan yesi "bu mau cepet gk" yesi "ya mau lah" riski"pake mulut dong" yesi menjawab "ogah dia melepaskan penis riski "eh eh bu jangan berenti dong maaf bu bukan maksud saya" ruski kecewa karna dihentikan namun yesi sedang memainkan nya "baik lah bu saya terus mengicok sendiri saja" yesi "sudah jangan mengocok lagi"riski pun agak ketakutan, takut di beritahu suaminya yesi, namun yesi pun langsung mengocok penis riski dengan cepat riski meremas remas dadanya riski mengelus bagian perut hingga ke bawah dia memegang bulu bulu kelamin yesi dan yesi berkata "tangan saya pegal" riski "yah bu dikit lagi ini" yesi pun berinisiatif "kamu kocong punya kamu saya mainkan punya saya" mereka pun mengocok sendiri hingga ahirnya riski pun mencapai puncak dan yesi tak kunjung klimaks, yesi pun menghentikan permainanya dan berkata "sudah sana kamu kembali kekantor nanti ada yang mencari" riski "iya bu saya pamit dulu, terimakasih bu" riski pun meninggalkan rumah dan yesi yang masih ingin melakukan sex namun suaminya belum pulang dia kembali kekamar dengan keadaan bugil mengocok vaginanya hingga klimaks dan ia pun tertidur .
No comments:
Post a Comment